Bisnis FULLSTOP, Strategi Branding In Line dengan Penjualan

Rodainformasi.com – Satu dekade berkiprah menangani banyak brand lokal, FULLSTOP berbagi insight dan pengalaman dalam mendorong mereka ke level nasional. Founder FULLSTOP Felicia Arista “membocorkan” kiatnya.

“Konten yang bagus itu wajib. Tapi jangan lupa, kuncinya justru ada di tren media dan channel penjualan yang efektif,” ungkapnya di sela-sela open house syukuran hari jadi dan headquarter baru, Kamis (17/3) ini.

Menurutnya, brand awareness sama pentingnya dengan kualitas produk itu sendiri. Brand yang viral mendatangkan banyak calon customer untuk mencoba. Sementara kualitas produk yang memuaskan akan membuat customer kembali dan bahkan secara sukarela memberi testimoni/rekomendasi. Untuk meningkatkan brand awareness perlu saluran media. Felicia membaginya menjadi dua, owner media dan mass media.

Owner media yang dimaksud adalah media yang dikelola sendiri sebagai alat komunikasi brand dengan customernya langsung, misalnya saja website dan akun sosial media brand tersebut.

“Tetapkan target pasarnya, lalu kita lihat data survey di sosial media apa mereka berkumpul, terus dilihat gimana mereka berkomunikasi lewat channel itu,” terangnya.

FULLSTOP pernah menggunakan sosial messanger LINE yang sedang tren kala itu untuk membidik keluarga muda dalam pemasaran rumah. Fitur dalam LINE digunakan untuk media promosi sekaligus pemesanan.

Untuk saat ini tren masih dipegang oleh Instagram dan TikTok. Keduanya bersaing ketat.

“Dua platform ini menjadikan video sebagai rajanya konten. Mau viral? Bikin video dengan musik yang lagi trending, kuat di storytelling, dikemas singkat, pesannya relate dan bikin orang gemes buat nge-share. Call to actionnya dapet,” kata Claudia Esterin, selaku Art Director berbagi tips.

Baca Juga  Selain Anggaran Pemerintah, Sabil Akbar Juga Pakai Uang Sendiri untuk Aspirasi Warga

Salah satu brand lokal yang viral dengan teknik ini adalah Fukumi, merek beras porang yang cara memasaknya bikin orang penasaran.

Apakah owner media saja cukup untuk membuat brand awareness melejit? Felicia mengembalikannya ke target brand masing-masing. Jika targetnya termasuk membangun citra dan reputasi, maka di sinilah peran mass media dibutuhkan.

“Perannya sebagai afirmasi, karena media massa seperti koran, televisi maupun portal-portal berita online tingkat kepercayaan publiknya relatif lebih tinggi,” imbuh Felicia yang memulai kiprahnya di industri creative agency sejak tahun 2012 ini.

Target audiensnya juga menyasar kalangan yang berbeda, dari level eksekutif hingga lembaga pemerintahan dan pendanaan. Proyek kolaborasi maupun perizinan akan selangkah lebih mudah bila brand sudah dikenal di level tersebut. Program dari bank atau dari pemerintah bisa menjadi peluang untuk mengembangkan bisnis lebih besar lagi.

Viral tapi penjualan kurang, bagaikan sayur tanpa garam. Menyegarkan tapi hambar.

Felicia juga membagi insight agar strategi branding in line dengan penjualan.

“Tahun 2022 ini tahunnya social commerce,” tukas Felicia.

Tiap social media menyediakan fitur tombol belanja langsung, baik di platform-nya maupun yang dihubungkan dengan e-commerce. Marketers bahkan bisa menelusuri efektifitasnya dengan CPAS. Live shopping makin digemari hingga punya beragam fitur baru, misalnya sistem lelang. Ada juga fasilitas pasang iklan ke influencer dan terhubung ke penjualan yang berkomisi (affiliate).

Baca Juga  Marak Produk Impor, Ketua DPD RI Sebut Inovasi dan Kualitas Kunci Produk Lokal Bersaing di Kancah Global

Tak ada resep sukses yang sama untuk setiap brand. Lebih dari 100 brand yang pernah ditangani FULLSTOP berhasil dengan pendekatan yang berbeda sesuai karakternya masing-masing. Namun ada hal yang selalu dilakukan FULLSTOP selama 10 tahun ini yakni percaya pada setiap potensi brand. Produk barang atau jasa asal Jawa Timur yang selama ini ditangani FULLSTOP tak kalah berkualitas dibanding produk brand yang sudah tenar di level nasional bahkan internasional.

Ketika percaya dan bisa melihat potensinya, dari situ creative agency berangkat untuk membuatnya terus naik level. Indikator skala nasional adalah produknya dikenal, dibagikan rekomendasinya dan dibeli tak lagi terpusat dari kota asal.

“10 tahun FULLSTOP naikkan level brand ke nasional, 10 tahun berikutnya ke level internasional. Targetnya 100 brand go internasional,” ungkap Felicia bersemangat.

Dengan kantor baru berlantai tiga yang lebih luas dan lega, FULLSTOP berharap pekerja kreatif di bawah naungannya akan semakin produktif dan passionate untuk berkarir secara profesional di dunia kreatif.

“Semoga lebih banyak generasi muda kreatif yang mau sungguh-sungguh berkarir di Dunia Kreatif untuk memajukan perekonomian Indonesia”, pungkasnya. (red)

Komentar