Gresik, Rodainformasi.com – Pembangunan peningkatan sarana dan prasarana di pedesaan kini menjadi sorotan, kali ini di wilayah Kabupaten Gresik Jawa Timur.
Selain menjadi akses penghubung antar dusun pembangunan jembatan merupakan sarana untuk meningkatkan konektivitas serta meningkatkan ekonomi lokal,diperlukan bangunan yang bermutu dan berkualitas sehingga masyarakat merasakan manfaatnya.
Namun lain halnya yang terjadi di desa Glindah, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik, proyek pekerjaan jembatan yang bersumber dari dana desa tahun 2023, dengan nominal Rp 37.000.000, belum seumur jagung kondisinya sudah retak,
Hasil penelusuran awak media di lapangan dan beberapa informasi yang dihimpun dari masyarakat, diketahui bahwa pembangunan jembatan penghubung antar dusun dinding penahan tanah pada kedua sisi jembatan kondisinya sudah pecah – pecah hal ini diduga tidak sesuai spesifikasi teknik. Selasa ( 26/09/2023 ).
Berdasar pada fakta yang ada ,pembangunan jembatan yang dikerjakan tidak memenuhi unsur standar pembangunan terkesan dikerjakan asal asalan.
Menurut keterangan warga sekitar merasa aneh , pembangunan baru beberapa bulan kondisinya sudah pada retak. Saat dimintai keterangan kepada awak media ( SM ) mengatakan ( wong bangunan iku Lo mas lagek pirang ulan wes podo retak kabeh, lah Lek jangkep satu tahun opo dua tahun opo gak ambrol mas, jembatan ne( bangunan itu baru beberapa bulan mas kalau genap satu tahun apa dua tahun apa gak ambrol),” Akunya.
Sementara Kepala Desa Glindah, Bu Sutri saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan, kalau yang pecah- pecah itu bukan dari anggaran dana desa mas, tapi dari swadaya masyarakat, yang dana desa itu hanya pondasi bawahnya saja, kalau yang pinggirnya itu dari swadaya, lebih jelasnya bisa ditanyakan langsung kepada kesra,soalnya saya kurang paham,” Jelasnya.
Ditempat terpisah Iwan selaku Kesra desa setempat saat dikonfirmasi pusaran penggunaan anggaran dana desa senilai Rp 37000.000 , hanya diam ( tidak memberikan jawaban ) terkesan ada yang disembunyikan pasalnya penggunaan anggaran senilai 37 000.000 hanya berupa pondasi bawah saja, sementara pembangunan jembatan tersebut terbantukan dana swadaya dari masyarakat
Tidak kooperatifnya Kesra ( Iwan ) dalam hal ini, media mencium aroma adanya penyimpangan anggaran, sementara dalam pembangunan jembatan tersebut terbantukan oleh swadaya masyarakat, hal ini patut diduga adanya Mark Up anggaran.
Hingga berita ini ditayangkan belum ada keterangan pasti dari Kesra, di harapkan kepada pihak dinas terkait untuk turun mengaudit penggunaan anggaran tersebut ( Sholeh)
Komentar