“KIRAB PUSAKA KI ANDONG SARI” Bentuk Ritual Budaya Keselamatan Masyarakat LEDOK

Bojonegoro, Rodainformasi.com, – Setiap bulan Suro (Jawa) yang bertepatan dengan hari Selasa Kliwon Kelurahan Ledok Wetan dan Kulon, Kabupaten Bojonegoro menggelar ritual kirab pusaka. Pusaka tersebut milik salah satu tokoh legendaris atau sesepuh Kelurahan Ledok. Tokoh tersebut dikenal dengan nama Ki Andong Sari.

Andongsari adalah dua nama, yaitu Andong dan Sari. Mereka adalah suami istri. Hingga kini orang pelesiran Ledok Wetan maupun Ledok Kulon mengenalnya sebagai Mbah Andongsari. Mbah Andong dikenal suka menolong orang, salah satunya yaitu  memberi tumpangan perahunya kepada masyarakat untuk menyeberang kedesa lainya (Trucuk).

Konon ceritanya! Saat mengantar penumpang untuk menyeberangi kesungai Bengawan solo, Mbah Andong hanya menggunakan sebilah tongkat dari menjalin. Dan dengan diacungkan nya tongkat tersebut kearah perahunya, perahu itu berjalan sendiri tanpa mengayuh dayungnya sampai desa seberang.

Diketahui, sebelum mbah Andong berpijak di tlatah/kelurahan Ledok, Mbah Andong adalah seorang tumenggung. Yakni Tumenggung Haryo Mentaun. Tak heran jika Mbah Andong mempunyai banyak pusaka yang menurut kata orang, pusaka tersebut ampuh yang kini dikeramatkan.

Baca Juga  Aliansi LSM Lamongan Gelar Aksi Unjuk Rasa Di PN Lamongan, Tuntut Penegakkan Hukum Yang Berkeadilan.

Pusaka-pusaka Mbah Andong masih terawat dan tersimpan di dalam ruangan kamar tepat di makam/cungkup pesarean nya. Dan setiap bulan Suro hari Selasa Kliwon pusaka tersebut dijamas dan dikirab keliling kelurahan.

Menurut keterangan dari kepala Kelurahan Ledok Wetan Sutiyani Pertiwi SSos MM; mengatakan bahwa ritual kirab tersebut sebagai bentuk selamatan yang dilaksanakan setiap setahun sekali. Sebagai adat/budaya warga kelurahan Ledok

“Mengenai kirab Pusaka Ki Andong Sari memang harus dilestarikan, Karena ini merupakan adat/budaya di tlatah Ledok,” ucapnya di lokasi kirab pada, Senin (1/8/22)

Kepala Kelurahan Ledok Wetan Sutiyani Pertiwi SSos MM juga menjelaskan, bahwa prosesi ritual pusaka dilakukan dengan kirab atau berkeliling melintasi dua kelurahan setempat dengan membawa sejumlah pusaka. Kemudian besuk harinya, dilanjutkan dengan acara manganan dan do’a bersama dilokasi TPU Ki Andong Sari (Tumenggung Haryo Mentaun) yang berada di kelurahan Ledok Kulon.

“Sejarahnya, sebutan Tumenggung Haryo Mentaun dikarena sebagai pejuang di masa penjajahan Belanda,” tambahnya

Dalam kirab tersebut ada sedikitnya delapan pusaka yang dikirab antara lain pusaka Gagak Cemani, Godong Andong, Galih Kelor, Menjalin Bang, Menjalin Porong, Pedang Cakra Budaya, Kentrung, dan Kutang Onto Kusumo.Selendang dan beberapa pakaian disimpan dikotak pusaka yang tidak diperbolehkan dibuka orang umum.

Baca Juga  Demontrasi Tolak RKUHP di Depan Gedung DPRD Kab. Probolinggo Ricuh

Selain itu, dengan adanya ritual Kirab pusaka Ki Andong Sari, ada ratusan warga kelurahan Ledok Wetan dan Kulon berantusias serta berpartisipasi andil dalam prosesi iring- iringan kirab pusaka tersebut. Mulai dari pembawa pusaka hingga bermacam kreasi dan kreatifitas yang disuguhkan warga.

“Kita tingkatkan adat/budaya ini supaya masyarakat bisa lebih memahami makna dari semua ini,” pungkasnya. (Ras)

Komentar