Sekda Probolinggo Hadiri Harlah Ke-27 Ponpes Syekh Abdul Qodir Al Jailani(SAQA) Di Rangkang Probolinggo.

Probolinggo ,Rodainformasi.com – Haul masyayikh  serta Harlah ke-27 Ponpes Syekh Abdul Qodir Al Jailani (SAQA) yang dibuka untuk umum mengundang atensi masyarakat. Bagaimana tidak, ribuan alumni, muhibbin, dan simpatisan padati halaman Ponpes Syekh Abdul Qodir Al Jailani (SAQA) Minggu malam(19/03/23).

Harlah ke-27 adalah merupakan kegiatan tahunan seluruh Ponpes yang ada di Kabupaten Probolinggo. Demikian pula yang dilakukan oleh Pengasuh Ponpes Syekh Abdul Qodir Al Jailani yang beralamatkan di Desa Rangkang, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo.

Turut Hadir dalam acara kegiatan malam Puncak Harlah Ponpes SAQA ke 27,Kh.Abdul Hafidz aminudin pengasuh Ponpes SAQA, Gus H.ahmad Abdul Qodir Ketua Yayasan Ponpes SAQA, Sekda Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto, Jajaran OPD Kabupaten Probolinggo, Jajaran Muspika Kecamatan Kraksaan, Rektor Universitas Terbuka Jember, dan para Habaib serta para ulama’ Kabupaten Probolinggo.

Pada kesempatan tersebut Sekda Probolinggo Ugas irwanto memberikan apresiasi kepada segenap panitia dan semua pihak yang ikut berpartisipasi sehingga kegiatan ini berlangsung khidmat dan lancar. “Semoga kegiatan ini dapat menjadi momentum bagi keluarga besar Pondok Pesantren Syekh Abdul Qodir Al Jailani (SAQA), agar kedepannya semakin bersemangat, semakin baik, semakin sukses dan semakin produktif,” tutur Sekda Probolinggo.

Perlu diketahui bahwa pendidikan saat ini merupakan sektor penting yang sedang banyak disorot masyarakat. Untuk itu, perlu adanya persiapan yang tepat dalam membekali generasi penerus dengan ilmu pengetahuan dan penguasaan teknologi serta mengajarkan mereka dengan pendidikan keagamaan sebagai pondasi penting yang akan membentuk karakter diri pribadi seseorang.

Sekda Ugas mengatakan, bahwa saat ini perkembangan zaman bergerak begitu cepat, Maka Pondok Pesantren sebagai tempat untuk menimba ilmu harus dapat mengakselerasi kinerjanya agar mampu menjadi penyeimbang, sehingga tidak ada kesenjangan antara pendidikan keagamaan dan ilmu pengetahuan modern, melainkan keduanya dapat berjalan beriringan dan saling mengisi satu sama lain.

Baca Juga  PEMKAB Bojonegoro Anggarkan 11,3 Miliar Insentif Para RT/RW

Pada kesempatan ini, Sekda Ugas berpesan kepada para santri untuk terus menimba ilmu sebagaimana yang sudah ditanamkan di Pondok Pesantren Syekh Abdul Qodir Al Jailani. Menurutnya, saat ini banyak sekali perubahan-perubahan dunia yang susah di prediksi. Maka, diperlukan sosok game changer muncul di tengah masyarakat.

“Kepada seluruh santriwan santriwati semoga kelak menjadi sosok game changer yang memberi perbaikan serta peluang berupa kreatifitas yang membukakan pintu kebaikan bagi masyarakat. Sosok yang bisa melakukan perubahan di saat sulit dan bisa menembus opsi di jalan yang sempit. Inilah yang saya harapkan muncul dari seluruh bibit-bibit unggul di Pesantren SAQA,” harapnya.

Sekda Ugas menyampaikan, bahwa mempertahankan kesepakatan antar seluruh entitas di negeri ini merupakan kewajiban semua masyarakat termasuk ulama.

Mari kita bersama menyeimbangkan antara kekuasaan dan agama. Agama adalah pondasi dan penguasa punya tugas menjaganya. Untuk itu kami berharap apa yang dilakukan Pemerintah Daerah berseiring dengan Rahman rahimnya Allah dan semoga selalu diberkahinya” terangnya.

Ketua Yayasan SAQA Gus Qodir dalam sambutannya mengatakan,”kegiatan Haul masayeih dan Harlah ke 27 Ponpes SAQA yang rutin diadakan setiap tahun ini adalah sebagai tanda revitalisasi amaliyah aswaja. “Pondok ini sebagai satu wadah keilmuan yang bermanhaj ahlussunnah wal jama’ah akan terus melestarikan amaliyah dan aqidah aswaja dari virus aliran-aliran lain yang ingin merusak aqidah umat. Karena itu, dengan semangat tholabul ilmi mari kita perkuat gebyar aqidah aswaja dengan niat taqarrub kepada Allah SWT,” ungkapnya.

“Haflah ini bukan sekedar rutinitas setiap tahun, melainkan menjadi momen tersebut sebagai momen yang sakral untuk memohon ridho pengasuh dan dewan Asatidz.”ucapnya

kegiatan ini adalah salah satu bekal santri jika nantinya kembali ke masyarakat. Sebagai seorang santri harus bisa bersaing dan ikut andil dalam pembangunan negeri.

Baca Juga  Pengendalian Gratifikasi di Pemkab Bojonegoro Raih Peringkat 5 Tertinggi Nasional Tahun 2022 

Dalam kesempatan tersebut Gus Qodir juga menyampaikan, santri selaku generasi penerus birrul waliwalidain adalah kewajiban yang harus ditunaikan. “Salah satu caranya agar orang tua kita tersenyum adalah dengan menimba ilmu dengan tekun di pesantren,” terangnya.

Di zaman modern ini dengan segala implikasinya menjadi salah satu pemicu cepatnya perubahan yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan bila tidak ada upaya sungguh-sungguh untuk mengantisipasinya maka hal tersebut akan menjadi masalah yang sangat serius.

Lebih lanjut Gus Qodir menyampaikan, Dalam hal ini dunia pendidikan mempunyai tanggung jawab yang besar, terutama dalam menyiapkan sumber daya manusia yang tangguh sehingga mampu hidup selaras didalam perubahan itu sendiri. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang hasilnya tidak dapat dilihat dan dirasakan secara instan, sehingga Pondok Pesantren sebagai ujung tombak dilapangan harus memiliki arah pengembangan jangka panjang dengan tahapan pencapaiannya yang jelas dan tetap mengakomodir tuntutan permasalahan faktual yang ada di masyarakat,”tegasnya

Gus Qodir menambahkan, menanamkan toleransi kepada santri sejak dini agar nantinya menjadi orang yang bijak menerima perbedaan, serta damai dalam bersosialisasi, yang paling penting adalah menanamkan rasa saling asah, asoh dan asih antar santri,wali santri dan sesama ummat tanpa memandang ras, agama dan latar belakang.

Pendidikan berbasis agama juga momentum membangun kepercayaan masyarakat dan harus berbenah menyeluruh untuk menunjukan Jati diri pondok bahwa pondok mampu membangun aspek sosial dan spiritual pada anak bangsa ini.

“Di era digitalisasi, model pendidikan di pondok pesantren SAQA sudah bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital. Agar anak didik kita lebih memiliki tekad dan kemauan untuk belajar bagi murid santri,” pungkasnya.(Bbng)

Komentar