Dengar Curahan Pemotongan Unggas, Dewan DPRD Kab Sidoarjo Upayakan Tahap Uji Coba

Sidoarjo, Rodainformasi – Pasca ditutupnya lapak pemotongan unggas di pasar taman Sidoarjo semenjak dua bulan silam, ternyata masih menimbulkan luka mendalam bagi sejumlah pedagang tersebut. Pasalnya, tidak hanya pedagang unggas saja yang dirugikan, namun hal itu juga dirasakan oleh pedagang nasi dan sayur disekitarnya.

Mendengar curahan dari pedagang unggas tersebut, lantas membuat Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Sidoarjo Bambang Puji turun langsung untuk mengetahui kondisi dan situasi yang saat ini tengah dirasakan oleh para pedagang unggas di taman Sidoarjo.

“Jika yang menjadi permasalahan ini adalah perihal limbah yang dibuang ke sungai kalimir, ini saya lihat para pedagang sudah membuat bozeem yang alirannya langsung ke bozeem induk, bahkan untuk pembuangan ke sungai juga sudah tertutup rapat, berarti tinggal proses uji coba saja,” tandas ketua komisi B.

Dirinya juga menambahkan bahwasanya, akan segera membuat laporan kepada pihak Bupati bahwasanya semoga apa yang menjadi persoalan ini bisa kembali seperti semula.

“Para pedagang harap bersabar terlebih dahulu, semoga aktifitas kalian bisa kembali, namun ingat kalian harus berjanji untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan, dan rutin membersihkan aliran sungai agar tidak menimbulkan endapan lagi,” jelasnya ditengah-tengah pedagang unggas.

Baca Juga  Ketum AMI ; Mengapresiasi KPK Yang Akan Memeriksa 4 Pimpinan DPRD Jatim, Hari Ini 

Sementara itu, pihak perwakilan pedagang unggas taman Sidoarjo melalui Baihaki Akbar, S.E.,S.H menyampaikan bahwasanya dirinya siap melakukan upaya apapun asalkan perekonomian para pedagang bisa aktif kembali.

Bahkan dirinya juga sudah berkomunikasi dengan para pihak PD pasar, Disperindag, DLH, Tokoh masyarakat Ngelom dan Wonocolo untuk mencari solusi dalam permasalahan ini.

Namun semua itu, masih belum ada keputusan dari Wakil Bupati yang dalam hal ini notabennya menutup usaha seseorang tanpa memperhatikan efek yang ditimbulkan oleh para pedagang.

“Dalam hal ini, pedagang sudah mengakui kesalahannya, bahkan kami sudah melakukan upaya melakukan pembersihan sungai, lantas membuat bozeem, itupun sebagai wujud kepedulian dan sebagai tanda permintaan maaf kami,” ujar Baihaki.

Dirinya juga sudah membuat formulasi bahwasanya bozeem yang mengalir ke bozeem induk tersebut, nantinya biar tidak meluber akan langsung disedot menggunakan mobil yang sudah disiapkan oleh para pedagang.

“Jadi tolong beri kami kesempatan, kami akan membuktikan bahwasanya kami tidak akan mengulangi kesalahan yang sama, kita hanya menunggu kapan kami akan diberikan waktu untuk melakukan tahap uji coba pemotongan unggas,” pungkasnya. (bdx)

Baca Juga  "Kanjuruhan Prioritas bukan Formalitas", sidang kanjuruan menjadi perhatian pusat dan dukung prosesnya

Komentar