UMKM Bojonegoro Pamerkan Produk Unggulan di Anjungan Jawa Timur TMII, Ajak Pengunjung Membatik

UMKM Bojonegoro Pamerkan Produk Unggulan di Anjungan Jawa Timur TMII, Ajak Pengunjung Membatik

Bojonegoro,Rodainformasi.com – Berbagai produk kreatif karya pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Bojonegoro ikut memeriahkan Pameran Ekonomi Kreatif di Anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu (5/11/2023). Kegiatan ini sekaligus mengenalkan potensi ekonomi dan budaya khas Bojonegoro ke publik lebih luas.

Salah satu penggiat ekonomi kreatif asal Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, Maisir, pelaku UMKM pelepah pisang, mengaku sangat bangga memamerkan produk-produknya pada Pameran Ekonomi Kreatif di Anjungan Jatim TMII di Jakarta.

“Produk kami memiliki beragam jenis, mulai dari gantungan kunci, aksesoris, perabot rumah tangga, hingga home decor. Harga produk pun bervariasi, mulai dari Rp 5.000 hingga jutaan rupiah,” ujarnya.

Dalam pameran ekonomi kreatif tersebut terdapat kerajinan batik canting asal Bojonegoro yang langsung mengajak pengunjung untuk mencoba teknik membatik.

Kak Seto, seorang milenial muda dari Kecamatan Temayang, penggiat UMKM batik canting ini dengan luwes memperagakan cara membatik dan mengajak para pengunjung untuk belajar membatik bersama.

Baca Juga  Usia Harapan Hidup Masyarakat Bojonegoro Naik, Pemkab Ajak Terus Tingkatkan Kesehatan 

“Kita bisa belajar membatik bersama. Sudah kami sediakan kain, canting panas, dan lilin. Untuk kain batik yang sudah kami produksi ada berbagai motif batik khas Bojonegoro, seperti motif thengul, daun jati, kayangan api, wonocolo, hingga jembatan Sosrodilogo,” tuturnya.

Kain batik buatan Kak Seto ini menggunakan pewarna alami dari ekstraksi kayu mahoni, menjadikannya ramah lingkungan.

Pameran Ekonomi Kreatif di TMII ini juga menampilkan kerajinan kayu dan akrilik dari Pak Darno, warga Desa Bogo, Kecamatan Kapas. Produk-produk kayu seperti hiasan dinding, papan nama, aksesoris, speaker, dan lainnya, telah sukses diekspor ke mancanegara.

Pak Darno telah menggeluti usaha ini sejak tahun 1999 dan memberdayakan pengrajin-pengrajin kayu lokal. Produknya memiliki harga yang bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah.

“Saya sudah memulai usaha akrilik sejak 1999 dan mulai usaha kayu sekitar tahun 2004. Alhamdulillah, kami sering diundang untuk berpartisipasi dalam pameran-pameran seperti ini,” ujar Pak Darno.

Pameran ekonomi kreatif ini, diharapkan akan semakin memperkuat pertumbuhan ekonomi kreatif Bojonegoro dan memperkenalkan keunikan budaya serta kreativitas masyarakat Bojonegoro kepada publik lebih luas.( Bojonegorokab/ Red)

Baca Juga  Selesai Karantina di Surabaya, Petugas Gabungan Jemput Tiga Pekerja Migran Indonesia

Komentar