Lamongan, Rodainformasi.com – Meski banyak pihak mengecam Buruknya pasokan beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) oleh Supplier kepada Kelompok Penerima Manfaat (KPM), fakta dilapangkan menunjukkan sembako kualitas buruk tetap saja beredar.
Bahkan para Supplier sembako BPNT terkesan sangat abaikan dan tidak peduli terhadap kualitas sembako yang diberikan pada KPM.Beras kusam banyak kutu dan baunya apek.
Selain kondisi bahan sembako yang tidak memenuhi standar premium, para Supplierr ini ternyata diduga telah melakukan “permufakatan jahat” dengan Bulog dan Dinas Sosial.Pasalnya para Supplier yang telah ditunjuk ini mengaku tak bisa menolak ketika diperintah oleh ketua paguyuban untuk menebus beras Bulog meski kondisi beras tak layak konsumsi.
Supplier yang memasok wilayah Modo ini mengaku dirinya tak bisa berbuat apa-apa saat kelompok penerima manfaat ini komplain karena jeleknya komoditi yang diterima.
” Saya ini hanya menurut apa kata ketua paguyuban BPNT Ibaratnya saya ini seperti boneka, disuruh menebus beras ke Bulog ya saya tebus” terangnya.
Menanggapi adanya kejadian ini, Indah AM dalam siaran persnya menyatakan perang dengan sejumlah Supplier yang mbalelo atau mokong.
” Kita sudah bersepakat untuk mengecam Supplier BPNT yang mokong.Bila perlu akan kita usulkan pada Kemensos untuk dicoret nama nama Supplier BPNT yang mokong” kata Indah Am.
Lebih lanjut Indah Am mengatakan adanya pihak tertentu diduga telah melakukan permufakatan jahat untuk mengambil keuntungan pribadi dan segelintir orang.
“Saya melihat banyak pihak terlibat dalam pusaran BPNT dan mau enak nya sendiri mengambil keuntungan dengan memasok bahan sembako yang tidak layak konsumsi” Ujar Indah Am.
Wacana untuk mengganti semua Supplier BPNT ini juga dilontarkan oleh Nursalim.Pemilik Jamal Tv ini geram dengan ulah para supplier yang tidak memperhatikan kualitas bahan sembako yang disalurkan.
“Hasil investigasi yang dilakukan kawan_kawan aktifis di beberapa kecamatan, menunjukkan adanya faktor kesengajaan dari Supplier untuk mengambil keuntungan tanpa mempedulikan kualitas komoditi yang ada.Berasnya kusam.Banyak kutu.Baunya juga apek.Jika kondisi ini dibiarkan maka pihak penerima manfaat yang akan dirugikan” jelas Nursalim.
” Maka Solusinya adalah ganti semua Supplier, tegas Nursalim.( Bs).
Komentar