Pemkab Bojonegoro dan Unigoro Kenalkan Cara Memfilter Air Berkapur

Bojonegoro, Rodainformasi.comPemkab Bojonegoro melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Universitas Bojonegoro (Unigoro) mengajak warga untuk terus berinovasi di berbagai bidang, diantaranya penelitian-penilitian tepat guna yang berbasis keilmuan kimia.

Ajakan itu dilakukan melalui program edukasi di program siar radio BEN (Bojonegoro Energic) Malowopati FM, edisi Minggu (14/1/2024). Dipandu penyiar Ayu Kusuma, Program Bojonegoro Energic Malowopati FM menghadirkan narasumber M. Bakhru Thohir, S.Si,M.Sc, dosen program pendidikan kimia dari Universitas Bojonegoro.

Dalam paparannya, M. Bakhru Thohir mengenalkan hasil penelitian terbaru yaitu membuat arang dari blimbing wuluh dan jeruk nipis. Arang ini berguna memfilter air dengan kandungan kapur yang tinggi.

“Awal ceritanya, dulu ada orang yang namanya pak Yudha yang sangat menginspirasi. Kebetulan dia juga perangkat desa. Dia menceritakan beberapa masalah di desanya,” jelas Bakhru.

Lebih lanjut, dari masalah yang diungkapkan pak Yudha yakni di Desa Kawengan, Kecamatan Kedewan, yakni air di kampungnya mengandung kapur yang cukup tinggi kapur.

Selain itu, masalah lain yang diungkapkan adalah perkebunan di kampungnya mayoritas ditanami jagung. Bonggolnya belum dimanfaatkan maka masyarakat hanya menimbunnya di sungai.

“Dari sana kita kepikiran bagaimana jika bonggol jagung ini digunakan untuk menyerap kapur yang ada di air. Jadi kita membuat filter air dari masalah yang ada di sana untuk menyelesaikan masalah yang ada di sana juga,” tandasnya.

Namun ada problem ketiga, yakni asam yang dibuat umumnya menggunakan asam sintetik atau bahan kimia. Selain mahal, juga berbahaya.

Sehingga dilakukan penelitian untuk membuat asam dari belimbing wuluh dan jeruk nipis. Apalagi di Bojonegoro juga kaya akan tanaman-tanaman seperti itu.

“Kalau kita beli filter ada sisi hitam itu sebenarnya arang, itulah yang kita buat,” terangnya.

Saat ini, di Desa Kawengan, agar terhindar dari kandungan kapur, air tak hanya dimasak. Karena kapur itu kalsium dan tidak semua kalsium bisa direbus.

Ada kalsium, jika direbus dengan suhu berapapun tidak akan mengendap. Sehingga solusinya adalah menggunakan saringan.

“Proses pembuatannya itu pertama bonggol jagung dicuci dulu lalu dikeringkan dan digiling. Kemudian dioven agar uap airnya hilang dan barulah di-arangkan.

Lalu disortir dan langsung saja dicampur dengan asam perasan jeruk nipis dan blimbing wuluh. Kemudian didiamkan dan dioven lagi. Hasilnya lebih bagus dari asam kimia,” pungkasnya.( Bjnkab / Red)

Baca Juga  DWP Kemenkeu RI Kunker di Bojonegoro, Sinergi Pusat Daerah untuk Membangun Pola Hidup Sehat

Komentar