Meriahnya Karnaval Hari Jadi Bojonegoro Ke-345, Beda Dengan Karnaval Agustusan

Bojonegoro, Rodainformasi.com ,- Kamis malam (20/10/22) jalanan Bojonegoro kota macet gegara ribuan masyarakat antusias menonton karnaval/Carnival yang diadakan pemerintah kabupaten Bojonegoro dalam memperingati Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke 345 th. Antusias masyarakat sangat baik, mereka rela duduk dipinggir jalan dengan menggelar tikar seadanya.

Dari pengamatan awak media Roda informasi, yang menyaksikan karnaval tersebut tidak hanya dari masyarakat kota saja melainkan dari desa yang ada di Bojonegoro pun turut hadir dan menyaksikan prosesi berjalan nya karnaval HJB ke 345 th dengan tema “Suryaning Bojonegoro”.

Namun karnaval malam hari (night carnival) tersebut tidak seperti karnaval yang digelar pada tanggal 28-29 Agustus 2022 yang ada banyak aturan nya..Aturannya sebagai berikut : seperti tidak boleh membawa kendaraan bermesin, tidak boleh menggunakan musik melalui sound sistem dan dilakukan pada siang hari dan panas. Sedang karnaval di HJB ini sangatlah beda, semua peserta di dibebaskan menggunakan kendaraan bermesin dan memakai sound sistem.dan dilaksanakan pada malam hari.

Dikutip dari media sosial dinas Pariwisata dikatakan bahwa karnaval tersebut berbeda dengan pawai budaya lalu, pesertanya bukan dari unsur pendidikan maupun masyarakat umum, melainkan dari unsur organisasi perangkat daerah di Kabupaten Bojonegoro mulai dari Bupati, Forpimda, Dinas, Kecamatan, hingga Kepala Desa se-Bojonegoro.

Baca Juga  Inspiratif, Wahyuni Menabung Sampah Plastik untuk Dijadikan Kursi Ecobrick

Melangsir dari berita Bojonegorokab.go.id bahwa dengan melalui Bojonegoro Night Carnival (BNC), Pemkab hendak menunjukkan eksistensi Bojonegoro sejak era Kerajaan Majapahit. Para penggawa Majapahit diperankan dari Bupati, jajaran Forkopimda, pejabat dari organisasi perangkat daerah (OPD), hingga camat dan kepala desa.

Dengan mengambil tema “Suryaning Bojonegoro” adalah penggambaran dan eksistensi Bojonegoro pada masa Kerajaan mulai era Ratu Tribuwana Tunggadewi sampai dengan Bupati Bojonegoro pada masa penjajahan Jepang.

Sebelum berangkat, dalam sambutan nya, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah mengatakan, raja dan rakyat itu bagaikan singa dan hutan di kerajaan. Kalau singa selalu diganggu, maka tidak lagi segan untuk menjaga hutan. Hutan pun demikian, jika selalu ditebangi maka tidak mampu menahan air hujan. Sehingga, bencana longsor dan banjir akan melanda.

“Wahai rakyatku yang aku sayangi. Raja dan rakyat harus nyawiji (selaras) dalam ketulusan budi dan kehalusan hati karena persatuanlah yang diperkokohkan. Selama matahari terbit dari Timur dan terbenam ke arah Barat. Bojonegoro tetap menjadi bumi nusantara,” ujarnya saat membaca teks sabda pandhita ratu.

Tokoh-tokoh yang diperankan di Night Carnival yakni : Bupati Bojonegoro memerankan Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani (Raja Majapahit ke-III). Sementara Kapolres memerankan Dyah Hayam Wuruk Sri Rajasanagara (Raja Majapahit ke-IV). Dandim 0813 memerankan Wikramawardhana (Raja Majapahit ke-V).

Baca Juga  Bojonegoro Jadi Tempat TMMD ke-110 di Jawa Timur

Sedangkan Kepala Kejaksaan Negeri memerankan Wijaya Parakramawardhana Dyah Kertawijaya (Raja Majapahit ke-VII), Ketua Pengadilan Negeri memerankan Rajasawardhana Dyah Wijayakumara (Raja Majapahit ke-VIII), Kepala Bakorwil memerankan Girisawardhana Dyah Suryawikrama (Raja Majapahit ke-IX) dan Ketua DPRD memerankan Sri Wijayarajasa (Anggota Sapta Prabhu/Dewan Petimbangan Kerajaan). Selain itu Ketua Pengadilan Agama memerankan Singawikramawardhana (Raja Majapahit ke-X).

Para peserta karnaval bukan hanya memerankan para raja Majapahit, melainkan dari OPD serta para stakeholder juga memerankan peranan dari Kerajaan Demak, Kerajaan Pajang, Kerajaan Mataram Islam, Keraton Surakarta Hadiningrat, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Kabupaten Jipang, Kabupaten Rajekwesi, dan Kabupaten Bojonegoro.

Untuk rute yang dilalui mulai dari Jl. P. Mastumapel – Jl. Majapahit (Timur Pasar) – Jl. KH. Mansyur – JL. MH. Thamrin – Jl. P. Sudirman – Jl. Teuku Umar – Jl. WR. Supratman – Jl. Jaksa Agung Suprapto – Jl. Trunojoyo – Jl. Imam Bonjol – Jl. P. Mastumapel (finish).

Dalam prosesi perjalanan karnaval, mulai dari start sampai di garis finish para peserta tidak mengalami hal+hal yang tidak diinginkan. Semua berjalan aman, nyaman dan kondusif. (Ras)

Komentar